Nate mireng satunggalipun kulawarga sami gegrejekan, lajeng padu lan memengsahan ? Nate mirsani wonten ing tilivisi utawi wonten ing waosan-waosan maneka warni, prekawis tiyang ingkang pepisahan kaliyang garwanipun sasampinipun mangun bale wisma matahun-tahun.Menapa sebabipun kedadosan kalaw wau kelampahan ? Mangga kanti maneh kanti raos ingkang wening lajeng kita pengalihaken sesarengan.
Tiyang padudon, sae menika kaliyan rencang, sederek utawi kulawarga (garwa) menika, maneka warna sebabpipun. Ewa semanten menawi kita tingali kanti kawontenan leres lan lepatipun, padudon wau saget kita pilih dados tigang (3) prekawos.
Ingkang sepindah, ingkang sami padudon menika kekalihipun sami lepatipin. Nomor kali, setunggal lepat, setunggalipun leres. Ingkang keping tiga kekalihipun leres. Mangga sakminika kita penggalihaken kanti raos pepinginn pados ketemtreman.
Ngangsu kawruh tegese golek ngelmu. Ngelmu apa wae. Banjur gunane supaya kanthi ngelmu sing di nduweni mau bisa migunani kanggo wong liya, utamane awake dewe lan kulwargane.
MUSSS
Senin, 28 September 2009
Selasa, 07 Juli 2009
Persoalan
Banyaknya persoalan yang kita hadapi kadang kala sama dengan banyaknya keinginan yang kita harapkan dan bahkan sering sama pula jumlahnya dengan cita-cita yang berhasil kita raih. Persoalan itu begitu membelenggu sehingga sering membuat kita frustasi. Beberapa akibat yang ditimbulkan dengan adanya persoalan adalah :
1. Hidup menjadi tidak jaman
2. Merasa sendirian di dunia
3. Iri melihat milih orang lain
4. Ingin selalu marah dan marah
sebetulnya masih banyak lagi, tetapi karena penulisnya sedang tidak mendapat masalah, maka tidak dapat menyebutkan kriteria yang lain. Masalah yang penting adalah bagaimana caranya mengatasi masalah tersebut. Bagaimana caranya mengembalikan keadaan supaya menjadi nyaman. Mungkin anda saat ini sedang mendapat persoalan, nah di blog ini anda akan mendapatkan penyelesaiannnya, insya Allah.
Kemarin, ketika diberi uang seribu rupiah oleh seseorang, aku melihat ada tulisan begini di kertas ribuan yang usang ini. "Oh mengapa hidupku malang begini, mengapa aku menderita seperti ini, siapakah yang dapat membantu memberi solusi hidupku ini" Wah-wah aku kasian sekali sama penulis ini, sayang nulisnya di uang kertas ribuan, kalau di blogku ini tentu sudah aku jawab pertanyaannya itu.
Kemarin, ketika diberi uang seribu rupiah oleh seseorang, aku melihat ada tulisan begini di kertas ribuan yang usang ini. "Oh mengapa hidupku malang begini, mengapa aku menderita seperti ini, siapakah yang dapat membantu memberi solusi hidupku ini" Wah-wah aku kasian sekali sama penulis ini, sayang nulisnya di uang kertas ribuan, kalau di blogku ini tentu sudah aku jawab pertanyaannya itu.
Sabtu, 04 Juli 2009
Kula Niki Sinten
Kula Niki Sinten ?
Menawi wonten tiyang kok nangletaken badanipun piyambak, menika nggadhawi werdi makaten.
Menawi wonten tiyang kok nangletaken badanipun piyambak, menika nggadhawi werdi makaten.
Minggu, 14 Juni 2009
Coba Read More Ngangsu Kawruh
Apa te tegese ngangsu kawruh kuwi ?
Ngangsu kawruh tegese golek utawa nyinau,dene kawruh tegese ngilmu utawa palajaran. Dadi ngangsu kawruh tegese golek ngilmu. banjur ngilmu apa ?
Ngangsu kawruh tegese golek utawa nyinau,dene kawruh tegese ngilmu utawa palajaran. Dadi ngangsu kawruh tegese golek ngilmu. banjur ngilmu apa ?
Sabtu, 30 Mei 2009
KOES-PLUS-KU
Koes plus sekarang populair lagi. Untuk mengetahui baca di sini
Koes Plus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Koes Plus
Asal Jakarta, Indonesia
Tahun aktif 1970-an
Aliran
Label
Manajemen
Personil Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Nomo Koeswoyo
Murry
Mantan personil
Situs web
Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif.
Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.
Daftar isi [sembunyikan]
1 Anggota grup
2 Perjalanan karir
2.1 Era Orde Lama
2.2 Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
2.3 Kiblat Musik Pop Indonesia
2.4 Rekor Album
3 Diskografi
4 Pranala luar
[sunting] Anggota grup
Koes Bersaudara
John Koeswoyo
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Nomo Koeswoyo
Koes Bersaudara
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Nomo Koeswoyo
'setelah keluar dari penjara'
Koes Plus
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Murry
[sunting] Perjalanan karir
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
[sunting] Era Orde Lama
Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.
[sunting] Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.
Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.
Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh lewat group Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
[sunting] Kiblat Musik Pop Indonesia
Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"[rujukan?]
“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
[sunting] Rekor Album
Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).
Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.
[sunting] Diskografi
1969
Koes Plus Dheg-dheg Plas (Melody. LP-23)
1970
Natal bersama Koes Plus (EP) (mesra. EP-97)
Koes Plus Volume 2 (Mesra. LP-44)
1971
Koes Plus Volume 3 (Mesra. LP-48)
1972
Koes Plus Volume 4 Bunga Di Tepi Jalan (Mesra. LP-50)
Koes Plus Volume 5 (Mesra. LP-51)
1973
Koes Plus Volume 6 (Mesra. LP-60)
Koes Plus Volume 7 (Mesra. LP-65)
Koes Plus Volume 8 (Remaco. RLL-187)
Koes Plus Volume 9 (Remaco. RLL-208)
Christmas Song (Remaco. RLL-210)
1974
Koes Plus Volume 10 (Remaco. RLL-209)
Koes Plus Volume 11 (Remaco. RLL-301)
Koes Plus Volume 12 (Remaco. RLL-302)
Koes Plus Qasidah Volume 1 (Remaco. RLL-341)
Natal bersama Koes Plus (LP) (Remaco. RLL-342)
Koes Plus The Best Of Koes
Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 1 (Remaco. RLL-306)
Koes Plus Another Song For You (Remaco. RLL-348)
Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Remaco. RLL-314)
Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Remaco. RLL-347)
Koes Plus Pop Jawa Volume 1 (Remaco. RLL-248)
Koes Plus Pop Jawa Volume 2 (Remaco. RLL-311)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Remaco. RLL-299)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 2 (Remaco. RLL-300)
Koes Plus Volume 8 (Instrumental)
Koes Plus Volume 9 (Instrumental)
Koes Plus Volume 10 (Instrumental)
Koes Plus Volume 11 (Instrumental)
Koes Plus The Best Of Koes (Instrumental)
Koes Plus Pop Jawa Vol 1 (Instrumental)
Koes Plus Pop Jawa Vol 2 (Instrumental)
Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Instrumental)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Intrumental)
1975
Koes Plus Volume 13 (Remaco. RLL-303)
Koes Plus Volume 14 (Remaco. RLL-631)
Koes Plus Selalu Dihatiku (Remaco. RLL-468)
Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 2 (Remaco. RLL-448)
Koes Plus Pop Melayu Volume 3 (Remaco. RLL-390)
Koes Plus Pop Jawa Volume 3
Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Instrumental)
1976
Koes Plus In Concert (Remaco. RLL-635)
Koes Plus History Of Koes Brothers (Remaco. RLL-715)
Koes Plus In Hard Beat Volume 1 (Remaco. RLL-717)
Koes Plus In Hard Beat Volume 2 (Remaco. RLL-768)
Koes Plus In Folk Song Volume 1 (Remaco. RLL-)
Koes Plus Pop Melayu Volume 4 (Remaco. RLL-730)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 3 (Remaco. RLL-388)
Koes Plus Pop Jawa Melayu (Remaco. RLL-633)
Koes Plus Volume 12 (Instrumental)
1977
Koes Plus Pop Jawa Volume 4
1978
Koes Plus 78 Bersama Lagi (Purnama. PLL-2061)
Koes Plus 78 Melati Biru (Purnama. PLL-2077)
Koes Plus 78 Pop Melayu Cubit-Cubitan (Purnama. PLL-3055)
1979
Koes Plus 79 Melepas Kerinduan (Purnama. PLL-323)
Koes Plus 79 Berjumpa Lagi (Purnama. PLL-3040)
Koes Plus 79 Aku Dan Kekasihku (Purnama. PLL-4022)
Koes Plus 79 Pop Melayu Angin Bertiup (Purnama. PLL-4009)
1980
Koes Plus 80 Jeritan Hati (Remaco. PLL-4044)
1981
Koes Plus 81 Sederhana Bersamamu (Purnama. PLL-5091)
Koes Plus 81 Asmara
Koes Plus Medley 13 Th Karya Koes Plus
Koes Plus 81 Pop Melayu Oke Boss
Koes Plus Medley Dangdut 13 Th Karya Koes Plus
1982
Koes Plus 82 Koperasi Nusantara
Koes Plus 81 Pop Keroncong
1983
Koes Plus 83 Da da da
Koes Plus Re-Arrange I & II
1984
Koes Plus 84 Angin Senja & Geladak Hitam
Koes Plus 84 Palapa
Memble
Koes Plus Album Nostalgia Platinum 1
Koes Plus Album Nostalgia Platinum 2
Koes Plus Album Nostalgia Platinum (Intrumental)
1985
Koes Plus 85 Ganja Kelabu
1987
Koes Plus 87 Cinta Di Balik Kota
Koes Plus 87 Lembah Derita
Milik Illahi
[sunting] Pranala luar
(id) ProKoes blog
(id) [1]
(id) [2]
(id) [3]
(id) [4]
(id) Kumpulan lirik dan kord lagu-lagu Koes Plus
(id) Kumpulan album Koes Plus dan Koes Bersaudara
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Koes_Plus"
Kategori: Grup musik Indonesia | Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
Koes Plus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Koes Plus
Asal Jakarta, Indonesia
Tahun aktif 1970-an
Aliran
Label
Manajemen
Personil Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Nomo Koeswoyo
Murry
Mantan personil
Situs web
Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif.
Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.
Daftar isi [sembunyikan]
1 Anggota grup
2 Perjalanan karir
2.1 Era Orde Lama
2.2 Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
2.3 Kiblat Musik Pop Indonesia
2.4 Rekor Album
3 Diskografi
4 Pranala luar
[sunting] Anggota grup
Koes Bersaudara
John Koeswoyo
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Nomo Koeswoyo
Koes Bersaudara
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Nomo Koeswoyo
'setelah keluar dari penjara'
Koes Plus
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Murry
[sunting] Perjalanan karir
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
[sunting] Era Orde Lama
Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.
[sunting] Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.
Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.
Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh lewat group Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
[sunting] Kiblat Musik Pop Indonesia
Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"[rujukan?]
“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
[sunting] Rekor Album
Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).
Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.
[sunting] Diskografi
1969
Koes Plus Dheg-dheg Plas (Melody. LP-23)
1970
Natal bersama Koes Plus (EP) (mesra. EP-97)
Koes Plus Volume 2 (Mesra. LP-44)
1971
Koes Plus Volume 3 (Mesra. LP-48)
1972
Koes Plus Volume 4 Bunga Di Tepi Jalan (Mesra. LP-50)
Koes Plus Volume 5 (Mesra. LP-51)
1973
Koes Plus Volume 6 (Mesra. LP-60)
Koes Plus Volume 7 (Mesra. LP-65)
Koes Plus Volume 8 (Remaco. RLL-187)
Koes Plus Volume 9 (Remaco. RLL-208)
Christmas Song (Remaco. RLL-210)
1974
Koes Plus Volume 10 (Remaco. RLL-209)
Koes Plus Volume 11 (Remaco. RLL-301)
Koes Plus Volume 12 (Remaco. RLL-302)
Koes Plus Qasidah Volume 1 (Remaco. RLL-341)
Natal bersama Koes Plus (LP) (Remaco. RLL-342)
Koes Plus The Best Of Koes
Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 1 (Remaco. RLL-306)
Koes Plus Another Song For You (Remaco. RLL-348)
Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Remaco. RLL-314)
Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Remaco. RLL-347)
Koes Plus Pop Jawa Volume 1 (Remaco. RLL-248)
Koes Plus Pop Jawa Volume 2 (Remaco. RLL-311)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Remaco. RLL-299)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 2 (Remaco. RLL-300)
Koes Plus Volume 8 (Instrumental)
Koes Plus Volume 9 (Instrumental)
Koes Plus Volume 10 (Instrumental)
Koes Plus Volume 11 (Instrumental)
Koes Plus The Best Of Koes (Instrumental)
Koes Plus Pop Jawa Vol 1 (Instrumental)
Koes Plus Pop Jawa Vol 2 (Instrumental)
Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Instrumental)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Intrumental)
1975
Koes Plus Volume 13 (Remaco. RLL-303)
Koes Plus Volume 14 (Remaco. RLL-631)
Koes Plus Selalu Dihatiku (Remaco. RLL-468)
Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 2 (Remaco. RLL-448)
Koes Plus Pop Melayu Volume 3 (Remaco. RLL-390)
Koes Plus Pop Jawa Volume 3
Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Instrumental)
1976
Koes Plus In Concert (Remaco. RLL-635)
Koes Plus History Of Koes Brothers (Remaco. RLL-715)
Koes Plus In Hard Beat Volume 1 (Remaco. RLL-717)
Koes Plus In Hard Beat Volume 2 (Remaco. RLL-768)
Koes Plus In Folk Song Volume 1 (Remaco. RLL-)
Koes Plus Pop Melayu Volume 4 (Remaco. RLL-730)
Koes Plus Pop Keroncong Volume 3 (Remaco. RLL-388)
Koes Plus Pop Jawa Melayu (Remaco. RLL-633)
Koes Plus Volume 12 (Instrumental)
1977
Koes Plus Pop Jawa Volume 4
1978
Koes Plus 78 Bersama Lagi (Purnama. PLL-2061)
Koes Plus 78 Melati Biru (Purnama. PLL-2077)
Koes Plus 78 Pop Melayu Cubit-Cubitan (Purnama. PLL-3055)
1979
Koes Plus 79 Melepas Kerinduan (Purnama. PLL-323)
Koes Plus 79 Berjumpa Lagi (Purnama. PLL-3040)
Koes Plus 79 Aku Dan Kekasihku (Purnama. PLL-4022)
Koes Plus 79 Pop Melayu Angin Bertiup (Purnama. PLL-4009)
1980
Koes Plus 80 Jeritan Hati (Remaco. PLL-4044)
1981
Koes Plus 81 Sederhana Bersamamu (Purnama. PLL-5091)
Koes Plus 81 Asmara
Koes Plus Medley 13 Th Karya Koes Plus
Koes Plus 81 Pop Melayu Oke Boss
Koes Plus Medley Dangdut 13 Th Karya Koes Plus
1982
Koes Plus 82 Koperasi Nusantara
Koes Plus 81 Pop Keroncong
1983
Koes Plus 83 Da da da
Koes Plus Re-Arrange I & II
1984
Koes Plus 84 Angin Senja & Geladak Hitam
Koes Plus 84 Palapa
Memble
Koes Plus Album Nostalgia Platinum 1
Koes Plus Album Nostalgia Platinum 2
Koes Plus Album Nostalgia Platinum (Intrumental)
1985
Koes Plus 85 Ganja Kelabu
1987
Koes Plus 87 Cinta Di Balik Kota
Koes Plus 87 Lembah Derita
Milik Illahi
[sunting] Pranala luar
(id) ProKoes blog
(id) [1]
(id) [2]
(id) [3]
(id) [4]
(id) Kumpulan lirik dan kord lagu-lagu Koes Plus
(id) Kumpulan album Koes Plus dan Koes Bersaudara
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Koes_Plus"
Kategori: Grup musik Indonesia | Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
Sabtu, 02 Mei 2009
Kamis, 30 April 2009
Langganan:
Postingan (Atom)